Disudut kamar seorang gadis begitu sibuk dengan layar handphonenya, memperhatikan beranda pasangan nikah muda yang terlalu diumbar-umbar kemesraannya. Tetapi bagi gadis itu, hal ini adalah harapan yang sangat indah untuk dirinya.

Melayang pikirannya berharap kelak ia juga mendapat pasangan yang sholeh yang taat kepada tuhannya seperti yang diinginkannya, romantisme seperti di film korea dan tentunya hal-hal yang indah didalam pandangannya.

Harapan yang tak berlebihan, bahkan menjadi sebuah keharusan untuk berharap mendapat suami yang tentunya taat kepada tuhannya.

Tapi sayang kehidupannya hanya indah di alam mimpi, pada kenyataanya ia tak pernah benar-benar mengusahakan kebaikan untuk dirinya sendiri.

Bahkan rumahnya sendiri pun ia biarkan berantakan, amanah dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya selalu diabaikan. Ia hanya membiarkan tubuhnya nyaman untuk berlama-lama diatas dipan.

Dengan berbagai macam alasan, seperti mood yang kurang baik dan menunggu mood untuk memperbaiki semuanya. Ibarat menunggu seekor kucing yang berinisiatif menyelam kesungai, hampir dikatakan mustahil.

Tak salah memang memiliki harapan yang tinggi tentang pasangan yang akan menemanimu hinggat akhir hayat dikehidupan ini.

Tetapi, tidaklah kita sadar bahwa diseberang sana seseorang itu juga berharap ditemukan dengan pasangan yang baik juga.

Maka, jangan biasakan diri untuk menjadi penuntut, yang selalu menuntut banyak hal tanpa memulai dari diri sendiri.

Yang ditakutkan nantinya, ketika engkau bertemu dengan seseorang disosial media yang menurutmu ini lah pasangan hidupku yang kudambakan dan engkau menikah dengannya dan mengarungi rumah tangga bersama-sama, ternyata pada kenyataannya keimanannya hanyalah sebuah gimmick (kepura-puraan), sama seperti yang engkau perankan.